Jumat, 07 Februari 2014

Suami Siaga

Kebahagiaan ibu hamil semakin terasa ketika kehamilannya memasuki trimester akhir, menunggu kehadiran buah hati tercinta. Selama menjalani kehamilan sering kali mengalami keluhan, tidak menutup kemungkinan terjadinya keluhan kehamilan pada trimester akhir, menjelang persalinan. Salah satu keluhan yang dialami oleh ibu hamil sering kali mengalami kelelahan dikarenakan usia kehamilan yang semakin tua akan menyebabkan kenaikan berat badan. Meskipun dianggap normal akan tetapi ada baiknya segera diatasi, agar kelelahan yang dialami selama kehamilan tidak mengakibatkan kurangnya persiapan menjelang persalinan.
Apabila ibu hamil sering kali mengalami kelelahan selama kehamilan sebaiknya meminta bantuan untuk mempersiapkan kebutuhan menjelang persalinan. Suami, salah satu orang terdekat  yang dapat membantu mempersiapkan segala sesuatu hal yang berhubungan dengan persiapan persalinan.Tidak semua suami paham dalam peranannya sebagai calon ayah, bahkan beberapa suami kebingungan menjadi suami siaga menjelang persalinan. Makna dari suami siaga adalah kewaspadaan yang dilakukan oleh suami dalam menjaga kesehatan istri yang sedang hamil hingga proses persalinan berlangsung.
Menjadi suami siaga harus siap secara fisik dan psikis, salah satunya psikis dalam menghadapi persalinan yang diberikan suami dalam dukungan kepada istri. Sedangkan secara fisik adalah melindungi dan menjaga segala persiapan yang berhubungan dengan persalinan istrinya. Kesiapan selanjutnya yang tidak kalah penting adalah kesiapan material, berhubungan dengan dana yang akan dibutuhkan untuk persalinan. Kemudian yang tidak kalah penting adalah kemampuan suami untuk mengetahui tanda tanda dan gejala persalinan pada istri agar dapat mengantarkannya ke tempat persalinan. Terakhir adalah, kesiapan suami dalam menjaga istri selama menghadapi proses persalinan. Adapun untuk menjadi suami yang siaga menjelang proses persalinan.

Berikut tips menjadi suami siaga menjelang persalinan dan Saat Persalinan

1.    Menyiapkan tempat bersalin
Suami dapat berdiskusi dengan istri untuk menentukan proses persalinan yang akan dipilih, persalinan normal atau persalinan caesar. Meskipun semua ibu hamil menginginkan persalinan normal akan tetapi kondisi kesehatan ibu dan janin akan berperan dalam menentukan pilihan proses persalinan, tidak menutup kemungkinan terjadinya proses caesar. Sehingga suami dan istri akan menentukan tempat bersalinan yang sesuai dengan pilihan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan istri dan bayi.
2.    Mengetahui tanda-tanda istri akan melahirkan
Menjelang persalinan sebaiknya istri senantiasa didampingi, bagi suami yang memiliki tugas pekerjaan dapat meminta bantuan keluarga lainnya. Adapun untuk suami siaga harus mengetahui tanda-tanda istri akan melahirkan sehingga dapat memberikan pertolongan segera. Kenali tandanya menjelang persalinan seperti istri mengeluhkan nyeri dibagian selangkangan, keluarnya lendir yang kental disertai dengan darah, terjadinya kontraksi dan disertai pecahnya air ketuban.
3.    Menghindari keterlambatan dalam pertolongan medis
Peranan suami selanjutnya adalah partisipasi dalam menghindari keterlambatan mengambil keputusan penanganan medis dan keterlambatan dalam pengambilan tempat pelayanan medis. Oleh sebab itu sebaiknya suami mengetahui jalan alternatif dalam mencapai tempat persalinan yang akan dipilih, merencanakan angkutan serta menyediakan donor darah apabila diperlukan.
4.    Memberikan kasih sayang dan perhatian
Hal kecil yang sangat besar pengaruhnya pada mental istri adalah kasih sayang dan perhatian dari suami. Sebagai suami dapat memberikan kasih sayang dan perhatian selama kehamilan, misalnya dengan menyempatkan diri untuk mengelus perut sambil mengucapkan kalimat yang penuh kasih sayang, selain itu kasih sayang yang diberikan dapat memotivasi proses persalinan.

Saat persalinan:
  • Persiapkan administrasi Rumah Sakit. Lakukan segera begitu Anda tiba di Rumah Sakit untuk memperoleh kamar perawatan rawat gabung atau rooming in..
  • Sampaikan  kepada petugas rumah sakit dan dokter rencana melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), mendokumentasikan persalinan, keinginan Anda untuk berada di ruang operasi -jika isteri harus operasi Caesar- dan bayi tidak diberi cairan apa pun selain ASI.
  • Dampingi istri sejak di ruang observasi hingga masuk kamar bersalin. Tenangkan ia, pijat punggungnya untuk memberi rasa nyaman secara psikologis, dan jaga privasinya dengan membatasi orang keluar masuk kamar.
  • Bantu istri melakukan IMD dan menyusui bayi. Kolostrum ASI pada 3 hari pertama  sangat baik untuk bayi sebab kaya dengan zat antibodi, protein, vitamin A dan mineral.
  • Kabarkan berita gembira kepada teman dan kerabat.
  • Urus akte kelahiran bayi -umumnya Rumah Sakit  menyediakan jasa pembuatan akte kelahiran- dan perbarui  kartu keluarga. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar