Kamis, 20 Maret 2014

Klasifikasi Farmakognosi Tanaman Katuk

Katuk
(Sauropus androgynus)
Klasifikasi
Kingdom     : Plantae (Tumbuhan)Subkingdom    :  Tracheobionta (berpembuluh)
Super Divisi    :  Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi    :  Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas    :  Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas    :  Rosidae
Ordo    :  Euphorbiales
Famili    :  Euphorbiaceae 
Genus    :  Sauropus
Spesies    :  Sauropus androgynus (L.) Merr.
Zat berkhasiat utama/isi : protein lemak, kalsium
Penggunaan : memperlancar keluarnya ASI , obat bisul
Pemerian : bau aromatic lemah, rasa tawar 



Deskripsi
Katuk (Sauropus androgynus) merupakan tumbuhan sayuran yang banyak terdapat di Asia Tenggara. Tumbuhan ini dalam beberapa bahasa dikenali sebagai  star gooseberry atau sweet leaf (inggris), mani cai (Cina), cekur manis (Melayu), rau ngót (Vietnam), untuk di Indonesia sendiri masyarakat Jawa menyebutnya katukan atau babing,  simani (Minangkabau), kerakur (Madura), Memata (bahasa Melayu) dan katuk (Sunda).
Katuk ini termasuk tanaman jenis perdu berumpun dengan ketinggian 2-3 Meter,  tumbuh di dataran rendah hingga 1.300 di atas permukaan laut. Tanaman katuk dapat diperbanyak dengan stek dari batang yang sudah berkayu, panjang lebih kurang 20 cm disemaikan terlebih dahulu. Setelah berakar sekitar 2 minggu dapat dipindahkan ke kebun. Jarak tanam panjang 30 cm dan lebar 30 cm. Setelah tinggi mencapai 50-60 cm dilakukan pemangkasan agar selalu didapatkan daun muda dan segar.
Morfologi
Tumbuhan ini tersusun atas beberapa bagian seperti Batang, daun, akar, bunga dan buah.

o   Batang
Batangnya tumbuh tegak dan berkayu, batang muda berwarna hijau dan yang tua berwarna coklat Jika ujung batang dipangkas, akan tumbuh tunas-tunas baru yang membentuk percabangan,Cabang-cabangnya agak lunak.

o   Daun
Daun tersusun selang-seling pada satu tangkai, terdiri dari daun majemuk, daunnya kecil-kecil mirip daun kelor, Bentuk helaian daun lonjong sampai bundar berwarna hijau dengan panjang 5-6cm, kadang-kadang permukaan atasnya berwarna hijau gelap.
 
o   Akar
System perakaranya tunggang.

o   Bunga dan buah
 Katuk termasuk tanaman yang rajin berbunga. Bunganya kecil-kecil, berwarna merah gelap sampai kekuning-kuningan, dengan bintik-bintik merah, bunganya tunggal atau terdapat diantara satu daun dengan daun lainnya.termasuk Bunga tunggal, Bunga sempurna mempunyai helaian kelopak berbentuk bulat telur sungsang atau bundar, berwarna merah gelap atau merah dengan bintik-bintik kuning. Cabang dari tangkai putik berwarna merah, tepi kelopak bunga berombak atau berkuncup enam, berbunga sepanjang tahun. Bunga tersebut akan menghasilkan buah, berwarna putih, buah bertangkai panjang 1,25 cm. buah tersebut apabila di belah maka di dalamya terdapat biji berwarna hitam.
Khasiat dan kegunaan
         Daun katuk dapat mengandung hampir 7% protein dan serat kasar sampai 19%. Daun ini kaya vitamin K, selain pro-vitamin A (beta-karotena), B, dan C. Mineral yang dikandungnya adalah kalsium (hingga 2,8%), besi, kalium, fosfor, dan magnesium. Warna daunnya hijau gelap karena kadar klorofil yang tinggi. Daun katuk dapat diolah seperti kangkung atau daun bayam. Ibu-ibu menyusui diketahui mengonsumsi daunnya untuk memperlancar keluarnya ASI. Perlu diketahui, daun katuk mengandung papaverina, suatu alkaloid yang juga terdapat pada candu (opium). Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti keracunan papaverin.
           Pucuk tunas yang muda dijual orang di Indocina dan dimanfaatkan seperti asparagus.
Tanaman ini banyak ditanam di pekarangan karena mudah diperbanyak dan biasa dijadikan pagar hidup.

Catatan Penting!

Daun katuk punya banyak manfaat tapi jangan dikonsumsi lebih dari 50g/hari secara terus menerus dalam kurun waktu yang lama. Karena senyawa glukokortikoid dapat mengganggu penyerapan kalsium dan fosfor. Efek negatif lainnya, dapat menyebabkan insomnia, tidak enak makan, dan sesak napas. Khusus ibu hamil, tidak disarankan mengonsumsi daun katuk karena akan mempengaruhi kondisi janin.