Katuk
(Sauropus
androgynus)
Klasifikasi
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : EuphorbialesFamili : Euphorbiaceae
Genus : Sauropus
Spesies : Sauropus androgynus (L.) Merr.
Zat berkhasiat utama/isi : protein lemak, kalsium
Penggunaan : memperlancar keluarnya ASI , obat bisul
Pemerian : bau aromatic lemah, rasa tawar
Deskripsi
Katuk (Sauropus androgynus) merupakan tumbuhan sayuran yang banyak
terdapat di Asia Tenggara. Tumbuhan ini dalam beberapa bahasa dikenali sebagai star gooseberry atau sweet leaf (inggris),
mani cai (Cina), cekur manis (Melayu), rau ngót (Vietnam), untuk di Indonesia
sendiri masyarakat Jawa menyebutnya katukan atau babing, simani (Minangkabau), kerakur (Madura),
Memata
(bahasa Melayu) dan katuk (Sunda).
Katuk ini termasuk tanaman jenis perdu
berumpun dengan ketinggian 2-3 Meter, tumbuh
di dataran rendah hingga 1.300 di atas permukaan laut. Tanaman katuk dapat
diperbanyak dengan stek dari batang yang sudah berkayu, panjang lebih kurang 20
cm disemaikan terlebih dahulu. Setelah berakar sekitar 2 minggu dapat
dipindahkan ke kebun. Jarak tanam panjang 30 cm dan lebar 30 cm. Setelah tinggi
mencapai 50-60 cm dilakukan pemangkasan agar selalu didapatkan daun muda dan
segar.
Morfologi
Tumbuhan ini tersusun atas beberapa
bagian seperti Batang, daun, akar, bunga dan buah.
o
Batang
Batangnya
tumbuh tegak dan berkayu, batang muda berwarna hijau dan yang tua berwarna
coklat Jika ujung batang dipangkas, akan tumbuh tunas-tunas baru yang membentuk
percabangan,Cabang-cabangnya agak lunak.
o
Daun
Daun
tersusun selang-seling pada satu tangkai, terdiri dari daun majemuk, daunnya
kecil-kecil mirip daun kelor, Bentuk helaian daun lonjong sampai bundar
berwarna hijau dengan panjang 5-6cm, kadang-kadang permukaan atasnya berwarna
hijau gelap.
o
Akar
System perakaranya tunggang.
o
Bunga dan buah
Katuk
termasuk tanaman yang rajin berbunga. Bunganya kecil-kecil, berwarna merah
gelap sampai kekuning-kuningan, dengan bintik-bintik merah, bunganya tunggal
atau terdapat diantara satu daun dengan daun lainnya.termasuk Bunga tunggal, Bunga
sempurna mempunyai helaian kelopak berbentuk bulat telur sungsang atau bundar,
berwarna merah gelap atau merah dengan bintik-bintik kuning. Cabang dari
tangkai putik berwarna merah, tepi kelopak bunga berombak atau berkuncup enam,
berbunga sepanjang tahun. Bunga tersebut akan menghasilkan buah, berwarna putih,
buah bertangkai panjang 1,25 cm. buah tersebut apabila di belah maka di dalamya
terdapat biji berwarna hitam.
Khasiat
dan kegunaan
Daun
katuk dapat mengandung hampir 7% protein dan serat kasar sampai 19%. Daun ini
kaya vitamin K, selain pro-vitamin A (beta-karotena), B, dan C. Mineral yang
dikandungnya adalah kalsium (hingga 2,8%), besi, kalium, fosfor, dan magnesium.
Warna daunnya hijau gelap karena kadar klorofil yang tinggi. Daun katuk dapat
diolah seperti kangkung atau daun bayam. Ibu-ibu menyusui diketahui mengonsumsi
daunnya untuk memperlancar keluarnya ASI. Perlu diketahui, daun katuk
mengandung papaverina, suatu alkaloid yang juga terdapat pada candu (opium).
Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti keracunan papaverin.
Pucuk
tunas yang muda dijual orang di Indocina dan dimanfaatkan seperti asparagus.
Tanaman
ini banyak ditanam di pekarangan karena mudah diperbanyak dan biasa dijadikan
pagar hidup.
Catatan Penting!
Daun katuk punya banyak manfaat tapi jangan dikonsumsi lebih dari 50g/hari secara terus menerus dalam kurun waktu yang lama. Karena senyawa glukokortikoid dapat mengganggu penyerapan kalsium dan fosfor. Efek negatif lainnya, dapat menyebabkan insomnia, tidak enak makan, dan sesak napas. Khusus ibu hamil, tidak disarankan mengonsumsi daun katuk karena akan mempengaruhi kondisi janin.
Catatan Penting!
Daun katuk punya banyak manfaat tapi jangan dikonsumsi lebih dari 50g/hari secara terus menerus dalam kurun waktu yang lama. Karena senyawa glukokortikoid dapat mengganggu penyerapan kalsium dan fosfor. Efek negatif lainnya, dapat menyebabkan insomnia, tidak enak makan, dan sesak napas. Khusus ibu hamil, tidak disarankan mengonsumsi daun katuk karena akan mempengaruhi kondisi janin.
Yang morfologi nya itu fererensinya dari mana y?
BalasHapus