Senin, 14 April 2014

Hipertensi

Hipertensi juga disebut sebagai tekanan darah tinggi (HTN atau HPN) adalah suatu kondisi medis di mana tekanan darah tinggi yang berkesinambungan atau menurut JNC-7  (Joint National Comitte) hipertensi adalah kenaikan tekanan darah arteri yang tetap.
Dalam penggunaan saat ini, kata “hipertensi” biasanya merujuk ke sistemik (hipertensi arterial). Sedangkan jenis lain adalah  pulmonary hipertensi yang melibatkan sirkulasi paru-paru.
Klasifikasi Tekanan Darah (Menurut JNC-7)
Klasifikasi
SISTOL (mmHg)
DIASTOL (mmHg)
NormalPrehipertensiStage 1 hipertensi Stage 2 hipertensi
<120          dan
120-139     atau
140-159     atau
?160           atau
<80
80-89
90-99
?100

Bila tekanan darah sisitol  ?140 mmHg dan tekanan darah diastol <90 mmHg dinamakan Isolated systole hipertension
Patofisiologi Hipertensi

  1. Hipertensi esensial (Hipetensi primer) bersifat idiopatik yang belum jelaspenyebabnya. Dipengaruhi usia, kelamin, merokok, kolesterol, berat badan.
  2. Hipertensi sekunder. Dipengaruhi oleh obat, penyakit ginjal, penyakit endokrin (diabetes melitus, tiroid, Cushing).
Gejala:

Kebanyakan tidak menunjukkan gejala (asymptomatic)
Tanda-tanda klinik Hipertensi

  • Pusing paroksimal
  • Berkeringat
  • Takikardia
  • Palpitasi
Faktor Resiko Hipertensi:

-         Merokok
-         Obesitas (BMI ? 30)
-         Immobilitas (kurang gerak)
-         Dislipidemia (kadar lemak/kolesterol dalam darah yang tinggi)
-         Diabetes melitus
-         Mikroalbuminuria (terdapat albumin dalam urin) atau perkiraan GFR <60 ml/menit
-         Umur (>55 tahun untuk laki-laki, >65 tahun untuk perempuan)
-         Riwayat keluarga

Terapi Hipertensi:

  1. Terapi non farmakologi
    • Bagi yang obesitas, turunkan berat badan
    • Diet garam (< 2.4 g/hari)
    • Kurangi konsumsi lemak
    • Tidak merokok, kurangi kopi, alkohol
    • Istirahat cukup
    • Olahraga teratur
  1. Terapi Farmakologi
Obat yang bisa digunakan antara lain:
o       Golongan ACE-1 (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor)
Obat-obat golongan ini bekerja menghambat perubahan Angiotensin I
(AT I) menjadi Angiotensin II (AT II) yang merupakan vasokonstriktor kuat. Obat-obat golongan ini seperti captopril,lisinopril, enalapril dll
o       Golongan ACE-2 (ARB= Angiotensin Reseptor Blocker)
Golongan obat ini bekerja mengeblok reseptor Angiotensin II (AT II) subtipe ATI. Golongan obat-obat ini seperti losartan, irbesartan dll.
o       Alfa-1 bloker
Obat golongan ini bekerja mengeblok reseptor ?1 yang mengakibatkan vasodilatasi. Obat-obat golongan ini seperti prazosin, terazosin, doxazosin dll.
o       Beta bloker (mengeblok reseptor ?)
Obat-obat golongan ini seperti: propranolol, atenolol, metaprolol dll.
o       Ca channel bloker
Bekerja menghambat masuknya calsium ke otot pembuluh darah, obat-obatnya seperti : diltiazem, nifedipin, verapamil, amlodipin dll.
o       Diuretik
Obat-obat diuretik bekerja dengan menurunkan reabsorbsi elektrolit di tubulus dan meningkatkan ekskresi air dan NaCl. -
Golongan diuretik antara lain: HCT (Hidroklorotiazid), spironolakton, furosemid dll.

Jantung

Jantung adalah salah satu organ vital tubuh yang berfungsi untuk memompa darah bersih ke seluruh tubuh dan darah kotor ke paru-paru. Jika terjadi gangguan pada jantung maka fungsi pemompaan darah akan terganggu bahkan bisa berakibat pada kematian.
a. Aritmia

Aritmia didefinisikan sebagai kelainan elektrofisiologi jantung dan terutama kelainan system konduksi jantung. Aritmia adalah gangguan pembentukan dan/atau penghantaran impuls.

Gejala – gejala aritmia adalah :

  • Pusing
  • Sesak napas atau nyeri dada
  • Kelelahan
  • Pasien mengalami kebingungan
Apa yang menyebabkan aritmia?

  • ·  Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis karena infeksi).
  • ·  Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.
  • ·  Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin, dan obat-obat anti aritmia lainnya.
  • ·  Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia).
  • ·  Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan irama jantung.
  • ·  Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
  • ·  Gangguan metabolic (asidosis, alkalosis).
  • ·  Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme).
  • ·  Gangguan irama jantung akibat gagal jantung.
  • ·  Gangguan irama jantung karena karmiopati atau tumor jantung.
  • · Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis system konduksi jantung).

Penanganan aritmia :

Pada prinsipnya tujuan terapi aritmia adalah (1) mengembalikan irama jantung yang normal (rhythm control), (2) menurunkan frekuensi denyut jantung (rate control), dan (3) mencegah terbentuknya bekuan darah.
Obat yang dapat dipakai diklasifikasikan oleh Vaughan Williams adalah :
• Klas 1: Golongan Penyekat Na
  • Ia : Quinidin, Procainamid,Disopyramid
  • Ib : Lidocain, Mexiletin, Phenitoin
  • Ic : Propafenon, Flecainamid.
• Klas II: Gol Penyekat Beta à Propanolol, Bisoprolol
• Klas III: Gol. Obat yang memperpanjang Pot. Aksi dan Repolarisasi ( Paling Aman)àAmiodaron, Sotalol, Bretilium
• Klas IV:Gol.Ca – Antagonis àVerapamil,Diltiazem
b. Gagal Jantung Kongestif

Merupakan gejala klinis yang disebabkan oleh pompa yang lemah” tidak dapat memenuhi keperluan terus-menerus dari tubuh akan oksigen dan zat nutrisi. ketidakmampuan jantung dalam memompa darah dalam jumlah yang cukup bagi kebutuhan metabolisme tubuh. Sebagai akibat dari :
  • dinding jantung merentang untuk menahan lebih banyak darah
  • dinding otot jantung menebal untuk memompa lebih kuat
  • ginjal menyebabkan tubuh menahan cairan dan sodium. Ini menambah jumlah darah yang beredar melalui jantung dan pembuluh darah.
  • Tubuh anda mencoba untuk berkompensasi dengan melepaskan hormon yang membuat jantung bekerja lebih keras. Dengan berlalunya waktu, mekanisme pengganti ini gagal dan gejala-gejala gagal jantung mulai timbul. Seperti gelang karet yang direntang berlebihan, maka kemampuan jantung untuk merentang dan mengerut kembali akan berkurang. Otot jantung menjadi terentang secara berlebihan dan tidak dapat memompa darah secara efisien.
Gejala :

Gejala utama yang timbul bervariasi antar beberapa orang. Gejala yang sering muncul adalah sesak napas (terutama ketika beraktivitas) dan kelelahan yang menyebabkan gangguan pada aktivitas fisik yang sedang dijalani.
Penanganan Gagal Jantung Kongestif :

  • Diuretic
  • Angiotensin Reseptor Blocker
  • Digoxin
  • Penyekat Beta à Propanolol, Bisoprolol

c. Angina

Angina adalah nyeri dada atau ketidaknyamanan yang terjadi ketika tidak cukup darah yang kaya oksigen mengalir ke otot jantung. Rasa sakit juga dapat terjadi di bahu, lengan, leher, rahang, atau punggung. Kondisi berawal dari kondisi di mana terdapat plak (plak) yang terbentuk di dalam pembuluh darah jantung. Sedangkan pembuluh darah jantung berfungsi menyuplai darah otot jantung dengan darah yang kaya mengandung oksigen. Dengan adanya plak, maka arteri koroner menyempit sehingga aliran darah ke otot jantung akan berkurang. Akibatnya suplai oksigen juga akan berkurang. Jika aliran darah ke jantung benar-benar diblokir. Keadaan ini yang disebut dengan angina atau serangan jantung. Tanpa perawatan cepat, serangan jantung dapat mengakibatkan masalah serius dan bahkan kematian.

Tiga tipe angina :
  • ·    Angina stabil : Tipe angina yang ditimbulkan oleh ketidak-seimbangan antara keperluan jantung akan darah beroksigen dan jumlah yang tersedia. “Stabil”, berarti aktivitas yang sama menimbulkannya; terasa sama setiap kali; dan reda dengan istirahat dan/atau obat minum. Angina stabil adalah tanda peringatan penyakit jantung, dan harus dievaluasi oleh dokter. Jika pola angina berubah, maka dapat meningkat menjadi angina tak-stabil.
  • ·         Angina tak stabil : Tipe angina ini dianggap sindrom koroner akut. Mungkin merupakan gejala baru atau perubahan dari angina stabil. Angina mungkin muncul lebih sering, lebih mudah muncul saat istirahat, terasa lebih parah, atau berlangsung lebih lama.Meskipun angina ini sering dapat diredakan dengan obat minum, tetapi bersifat tak stabil dan mungkin meningkat menjadi seragan jantung. Biasanya dibutuhkan pengobatan medis yang lebih mendalam, atau suatu prosedur perlu dilakukan. Angina tak-stabil merupakan sindrom koroner akut, dan harus diobati sebagai gawat-darurat.
  • ·       Angina varian (kejang koroner) : Arteri koroner bisa menjadi kejang, yang mengganggu aliran darah ke otot jantung (iskemia). Ini terjadi pada orang tanpa penyakit arteri koroner yang signifikan, Namun, dua per tiga dari orang dengan angina varian mempunyai penyakit parah dalam paling sedikit satu pembuluh, dan kekejangan terjadi pada tempat penyumbatan. Tipe angina ini tidak umum dan hampir selalu terjadi bila seorang beristirahat – sewaktu tidur. Anda mempunyai risiko meningkat untuk kejang koroner jika Anda mempunyai: penyakit arteri koroner yang mendasari, merokok, atau menggunakan obat perangsang atau obat terlarang (seperti kokain). Jika kejang arteri menjadi parah dan terjadi untuk jangka waktu panjang, serangan jantung bisa terjadi.
Gejala :
Nyeri dada
Penanganan angina :

  • Terapi non farmakologi
Mengatur pola hidup dengan cara mengurangi kebiasaan merokok,
  • Terapi farmakologi
1.      Penyekat Beta à Propanolol, Bisoprolol
2.      Nitrat à ISDN, Nitrogliserin (NTG),
3.      Calsium Chanel Antagonis à verapamil, diltiazem
4.      Antiplatelet à aspirin, tiklopidin, klopidogrel, warfarin

Kolesterol

Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL, HDL, total kolesterol dan trigliserida. Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Seperti kita ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Disamping sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh. Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid. Kolesterol yang kita butuhkan tersebut, secara normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat. Tetapi ia bisa meningkat jumlahnya karena asupan makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan yang disebut sebagai makanan sampah (junkfood). Kolesterol dalam tubuh yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung dan stroke.

Dari hati, kolesterol diangkut oleh lipoprotein yang bernama LDL (Low Density Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan, termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kelebihan kolesterol akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (High Density Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam (cairan) empedu. LDL mengandung lebih banyak lemak daripada HDL sehingga ia akan mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B (apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang “jahat” karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah. Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang “baik” karena dalam operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang membentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein). HDL ini mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih berat.

Penyebab kolesterol
konsumsi makanan yang tinggi lemak dan sumber kolesterol (seperti makanan berminyak, bersantan, makanan fast food) , alkohol dan gula yang berlebihan.

  Penanganan hiperkolesterol 

  • Makanlah makanan tinggi serat, gunakan minyak mufa (mono-unsaturated fatty acid) dan pufa (poly-unsaturated fatty acid), suplementasi minyak ikan, vitamin antioksidan dan pertahankan berat badan ideal.
  • Apabila pengatura gaya hidup tidak mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, maka pasien harus mengkonsumsi obat. Obat yang dapat digunakan yaitu :
a.   Golongan asam fibrat à Gemfibrozil, Fenofibrate dan Ciprofibrate.
Fibrate menurunkan produksi LDl dan meningkatkan kadar HDL. LDL ditumpuk di arteri sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung, sedangkan HDL memproteksi arteri atas penumpukkan itu.
b.      Golongan resin à Kolestiramin (Chlolestyramine)
Obat antihiperlidemik ini bekerja dengan cara mengikat asam empedu di usus dan meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah.
c.       Golongan Penghambat HMGCoa reduktase à Pravastatin, Simvastatin, Rosavastatin, Fluvastatin, Atorvastatin.
Menghambat pembentukan kolesterol dengan cara menghambat kerja enzim yang ada di jaringan hati yang memproduksi mevalonate, suatu molekul kecil yang digunakan untuk mensintesa kolesterol dan derivat mevalonate. Selain itu meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah.
d.      Golongan Asam nikotinat à niasin
Dengan dosis besar asam nikotinat diindikasikan untuk meningkatkan HDL atau kolesterol baik dalam darah
e.       Golongan Ezetimibe
Menurunkan total kolesterol dan LDL juga meningkatkan HDL dengan cara mengurangi penyerapan kolesterol di usus.

Alergi

Alergi dan Penyebabnya Alergi merupakan suatu reaksi abnormal dalam tubuh yang disebabkan zat-zat yang tidak berbahaya. Alergi timbul bila ada kontak terhadap zat tertentu yang biasanya, pada orang normal tidak menimbulkan reaksi. Zat penyebab alergi ini disebut allergen. Allergen bisa berasal dari berbagai jenis dan masuk ke tubuh dengan berbagai cara. Bisa saja melalui saluran pernapasan, berasal dari makanan, melalui suntikan atau bisa juga timbul akibat adanya kontak dengan kulit seperti; kosmetik, logam perhiasan atau jam tangan, dll. Zat yang paling sering menyebabkan alergi: Serbuk tanaman; jenis rumput tertentu; jenis pohon yang berkulit halus dan tipis; serbuk spora; penisilin; seafood; telur; kacang panjang, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang-kacangan lainnya; susu; jagung dan tepung jagung;sengatan insekta; bulu binatang; kecoa; debu dan kutu. Yang juga tidak kalah sering adalah zat aditif pada makanan, penyedap, pewarna dan pengawet. Menentukan penyebab alergi dapat dilakukan dengan cara berikut :
  • Menghindari zat yang dicurigai sebagai allergen, kemudian setelah gejala hilang mencoba kembali zat tersebut. Misalnya saja, bila yang dicurigai sebagai allergen adalah makanan, maka sebaiknya berhenti memakan makanan tersebut. Setelah gejalanya hilang, coba kembali memakannya dan melihat apakah terjadi reaksi yang sama.
  • Melakukan tes alergi dan melihat riwayat keluarga serta riwayat frekuensi serangan terjadi. Bila salah satu dari orang tua menderita alergi, maka kemungkinan risiko penyakit tersebut diturunkan pada anak sekitar 25%­-30%. Sementara itu, bila kedua orang tua adalah penderita, maka risiko meningkat menjadi 60%­-70%. Selain itu perlu dilakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang antara lain tes alergi pada kulit, foto rontgen, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan lebih lanjut bila dibutuhkan. Tes pada kulit merupakan pemeriksaan yang sangat sederhana untuk mendiagnosa alergi. Dengan memberikan zat-zat tertentu pada kulit seseorang, dapat diketahui zat yang merupakan allergen pada orang tersebut. Zat dalam jumlah kecil disuntikkan. Bila terjadi pembengkakan pada bagian yang diberi suntikan, maka zat tersebut adalah merupakan allergen. Mengatasi Alergi Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya alergi.
  • Menjaga kelembaban ruangan dengan mengatur sirkulasi angin dan udara
  • Menjaga kebersihan pakaian dan mengganti sprei sedikitnya seminggu sekali
  • Membersihkan pekarangan dan memastikan tidak ada tumpukan sampah dan genangan air yang akan menjadi tempat timbulnya jamur.
  • Konsultasi dengan dokter dan melakukan tes alergi untuk mengetahui allergen-allergen yang harus dihindari. Gejala yang mungkin terjadi akibat alergi adalah: rasa gatal pada tenggorokan; gatal pada mulut; gatal pada mata; gatal pada kulit atau bagian tubuh lainnya; sakit kepala; hidung tersumbat atau hidung meler; sesak napas; bengek; kesulitan menelan; mendadak pilek dan bersin-bersin, dll. Pengobatan alergi tergantung pada jenis dan berat gejalanya. Tujuan pengobatannya bukanlah menyembuhkan melainkan mengurangi gejala dan menghindari serangan yang lebih berat di masa yang akan datang. Gejala yang ringan biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus. Gejala akan menghilang beberapa saat kemudian. Pemberian Antihistamin dapat membantu meringankan berbagai gejala. High-Desert Aller Bee-Gone Penanganan alergi yang paling tepat bukanlah dengan obat-obatan melainkan dengan cara menghindari allergen. Secara teoritis, alergi memang tidak bisa dihilangkan, tetapi dapat dikurangi frekuensi dan berat serangannya. Namun sering sekali dalam keseharian, allergen sulit dihindari. Untuk itu, diperlukan sistem kekebalan tubuh untuk mencegah alergi.

Asam Urat

Gout atau asam urat
merupakan penyakit yang ditandai oleh kelebihan asam urat dalam darah. Kelebihan asam urat ini mengarah pada pembentukan kristal urat yang akan tertimbun dalam jaringan tubuh terutama sendi. Ketika kristal urat ini masuk ke dalam sendi akan mengakibatkan serangan berulang dalam bentuk peradangan sendi (arthritis). Gout kronik juga dapat mengakibatkan timbunan yang keras di dalam maupun diluar sendi dan dapat menyebabkan kerusakan sendi, menurunkan fungsi ginjal dan menyebabkan terjadinya batu ginjal. Penyakit gout memiliki perbedaan yang unik dari setiap orang. Hal ini berhubungan dengan keabnormalan tubuh dalam memetabolisme asam urat. Asam urat merupakan produk metabolisme purin dan pada manusia biasanya diekskresi bersama air seni. Secara normal setiap individu memproduksi 600 – 800 mg asam urat setiap hari dan diekskresi 600 mg dalam urin. Individu yang mengeluarkan kurang dari 600 mg pada diet purin diangggap overproduksi asam urat dimana kadar asam urat normal laki-laki < 7 mg/dl dan perempuan < 6 mg/dl.
Umumnya gout menyerang ibu jari kaki, tetapi juga mungkin terjadi di kaki, pergelangan kaki, pergelangan tangan, jemari, siku. Gejalanya meliputi rasa nyeri hebat yang terjadi tiba-tiba, sehingga menimbulkan kesulitan berjalan. Persendian yang terkena menjadi nyeri, kemerahan, bengkak dan terasa hangat. Serangan gout terjadi beberapa jam sehari. Ketika serangan itu terjadi, badan terasa menggigil, demam, sakit. Jika tidak segera diobati, gejala-gejala itu akan memburuk dan menyebabkan kecacatan.

Gejala Asam Urat

  • Kesemutan dan linu
  • Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur
  • Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.
PENGOBATAN GOUT / ASAM URAT

Terapi non obat
pasien disarankan mengurangi asupan makanan yang mengandung tinggi purin (misalnya organ, kacang-kacangan), alkohol dan menurunkan berat badan bila obesitas.

Terapi obat

Indometazin dan NSAID (Non-Steroid Anti Inflammatory Drugs) lainnya
Indometasin sama efektifnya dengan kolkisin pada terapi akut gout arthritis dan lebih banyak digunakan karena toksisitas akut pada saluran pencernaan terjadi lebih kecil dibandingkan kolkisin.

Regimen dosis NSAID untuk pengobatan gout akut :
Nama obat Dosis dan frekuensi pemberian
Fenoprofen 800 mg tiap 6 jam
Flurbiprofen 100 mg 4 kali sehari selama 1 hari. Dilanjutkan 50 mg 4 kali sehari
Ibuprofen 600 – 800 mg  4 kali sehari
Ketoprofen 50 mg 4 kali sehari atau 75 mg 3 kali sehari
Meclofenamat 100 mg 3-4 kali sehari
Naproxen Dosis awal 750. kemudian 250 tiap 8 jam
Piroxicam 40 mg dalam dosis terbagi
Sulindac 200 mg 2 kali sehari
tolmetin 400 mg 3-4 kali sehari
Beberapa NSAIDs (NonSteroid Antiinflamasi Drugs) yang lain efektif untuk mengatasi inflamasi gout akut. Penggunaan NSAIDs perlu diperhatikan pada individu dengan riwayat tukak peptik, gagal jantung, gagal ginjal dan penyakit jantung koroner.
Kolkisin
Kolkisin sering diberikan dalam dosis oral dengan dosis awal 1 mg, dilanjutkan 0,5 mg setiap 2 jam sampai gejala berkurang atau sampai pasien mengalami mual atau diare. Dimana total dosis pemberian 8 mg. Masalah utama pemberian kolkisin adalah gangguan pencernaan 50% – 80% pasien setelah pemberian kolkisin setelah serangan. Kolkisin sebaiknya diberikan kontinyu tiap 7 hari setelah pemberian terapi oral untuk mengurangi resiko toksisitas sumsum tulang. Dosis dikurangi 50% pada pasien dengan klirens kreatinin antara 10-50 ml/menit.
Glukokortikoid
Glukokortikoid seperti prednisone, metilprednisolon digunakan untuk serangan akut arthritis. Prednisone 30-60 mg peroral sehari sekali mungkin digunakan pada pasien dengan komplikasi sendi. Pemberian dosis harus bertahap.
Triamsinolon hexacetinoid 20 – 40 mg diberikan intra-artikular berguna untuk serangan akut pada salah satu sendi.
Probenesid dan sulfinpyrazone
Probenesid dan sulfinpyrazone meningkatkan klirens ginjal untuk mengeluarkan asam urat dengan menghambat reabsorbsi asam urat di tubular ginjal. Probenesid diberikan dengan dosis awal 250 mg dua kali sehari selama 1-2 minggu, kemudian 500 mg dua kali sehari selama 2 minggu. Dosis awal sulfinpirazon 50 mg dua kali sehari selama 3-4 minggu, kemudian 100 mg dua kali sehari, ditingkatkan dosis sehari dengan peningkatan 100 mg tiap minggu sampai 800 mg per hari.
Allopurinol
Allopurinol merupakan inhibitor xantin oksidase dengan menghambat pembentukan hipoxantin menjadi xantin dan xantin menjadi asam urat. Karena waktu paruhnya yang panjang, allopurinol dapat diberikan sehari sekali. Allopurinol merupakan obat pilihan antihiperurisemia pada pasien dengan riwayat batu urat atau gangguan fungsi ginjal.

Makanan yang Dihindari (mengandung banyak purin)

  • Lauk pauk seperti jeroan, hati, ginjal, limpa, babat, usus, paru dan otak.
  • Makanan laut seperti udang, kerang, cumi, kepiting.
  • Makanan kaleng seperi kornet dan sarden.
  • Daging, telur, kaldu atau kuah daging yang kental.
  • Kacang-kacangan seperti kacang kedelai (termasuk hasil olahannya seperti tempe, tauco, oncom, susu kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge, melinjo, emping.
  • Sayuran seperti daun bayam, kangkung, daun singkong, asparagus, kembang kol, buncis.
  • Buah-buahan seperti durian, alpukat, nanas, air kelapa.
  • Minuman dan makanan yang mengandung alkohol seperti bir, wiski, anggur, tape, tuak.

Diabetes Mellitus

Diabetes adalah suatu kondisi yang ditandai meningkatnya kadar gula dalam darah (hyperglycemia) sehingga menimbulkan risiko kerusakan microvascular (retinopathy, nephropathy dan sakit saraf). Dan macrovascular (stroke, tekanan darah tinggi dan kelainan jantung)
Tabel: Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM(mg/dl[2]
Kadar gula darah acakPlasma vena
Bukan DM
Belum pasti DM
DM
<110
110 – 199
>200
Darah kapiler
<90
90 – 199
>200
Kadar gula darah puasaPlasma vena
<110
110 – 126
>126
Darah kapiler
<90
<90 – 109
>110

PENYEBAB

Penyebab diabetes yang utama adalah karena kurangnya produksi insulin (diabetes mellitus tipe 1, yang pertama dikenal), atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (diabetes mellitus tipe 2, bentuk yang lebih umum). Selain itu, terdapat jenis diabetes mellitus yang juga disebabkan oleh resistansi insulin yang terjadi pada wanita hamil. Tipe 1 membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan tipe 2 diatasi dengan pengobatan oral dan hanya membutuhkan insulin bila obatnya tidak efektif. Diabetes mellitus pada kehamilan umumnya sembuh dengan sendirinya setelah persalinan.

JENIS DIABETES MELLITUS ADA 2

* TIPE 1
Diabetes mellitus tipe 1 — dulu disebut insulin-dependent diabetes (IDDM, “diabetes yang bergantung pada insulin”), atau diabetes anak-anak, dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.

* TIPE 2
Diabetes mellitus tipe 2 — dulu disebut non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM, “diabetes yang tidak bergantung pada insulin”) — terjadi karena kombinasi dari “kecacatan dalam produksi insulin” dan “resistensi terhadap insulin” atau “berkurangnya sensitifitas terhadap insulin”(adanya defek respon jaringan terhadap insulin)yang melibatkan reseptor insulin di membran sel.

GEJALA-GEJALA DIABETES MELLITUS

1. POLYURIA, polyuria berarti penderita mengalami banyak kencing(sering kencing).
2. POLYDIPSIA, akibat banyak kencing sehingga penderita mengalami haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi)
3. POLYPHAGIA

Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi)

OBAT-OBAT ANTI DIABET
Pada diabetes mellitus terdapat kekurangan insulin secara absolute atau relative yang akan mengakibatkan meningkatnya kadar gula darah dan menimbulkan komplikasi serius termasuk kelemahan dan penurunan berat badan karena lipolisis dan proteolisis otot, ketoasidosis akibat penumpukan benda keton.
Insulin adalah hormone yang dihasilkan oleh sel ? langerhans di pancreas. Sekresinya dirangsang oleh beberapa stimulus dan yang terkuat adalah glukosa darah yang tinggi (hiperglikemi)

SEDIAAN INSULIN

*    Short acting insulin, Merupakan larutan insulin sederhana dengan mula kerja 30 menit menghilang dalam 8 jam.
Contoh obat : actrapid

*    Intermediate dan long acting insulin, Lama kerjanya antara 16 – 35 jam.
Contoh obat : insulatard

*    Isophane insulin (NPH), Lama kerjanya sekitar 20 jam

*    Biphasic fixed mixture insulin, Merupakan campuran insulin larut dan isophane dengan berbagai perbandingan misalnya 30% insulin larut dan 70% isophane
*    Ultralente, Merupakan suspensi kristal Zn insulin yang lama kerjanya mencapai 35 jam.

OBAT ANTIDIABET ORAL
*    Glipizid dan glicazid, Mempunyai waktu paruh yang pendek, Dosis 2,5 – 5 mg sehari sebelum makan pagi atau siang.
*     Glibenclamid, Waktu paruh lebih panjang dan diberikan satu kali sehari. Mempunyai efek samping gangguan saluran pencernaan dan rash bisa terjadi tetapi jarang.
Dosis awal pemberian 5 mg sehari satu kali. Diberikan setelah makan pagi. Penderita lanjut usia dosis 2.5 mg. Dosis maksimal 15 mg sehari
*     Repaglinid, Turunan benzamido dengan mula dan lama kerja yang cepat, diminum saat makan untuk menghasilkan kadar insulin yang tinggi saat mencerna dan menghindari hipoglikemi antar waktu makan.
Disis awal 500 microgram, diberikan 30 menit sebelum makan
*     Biguanid
Contoh obat : metformin.
Metformin bekerja di perifer untuk meningkatkan uptake glukosa.
Dosis dewasa atau anak diatas 10 tahun 500 mg pada waktu makan pagi selama 1 minggu. Kemudian 500 mg pada waktu makan pagi dan makan malam untuk  minggu berikutnya. Kemudian 500 mg pada saat makan pagi, siang dan malam. Dosis maksimal 2 gram sehari dalam dosis terbagi.
*     Acarbose
Dosis awal 50 mg sehari, ditingkatkan sampai 50 mg tiga kali sehari, kemudian ditingkatkan sesuai kebutuhan setelah 6 – 8 minggu sampai 100 mg tiga kali sehari. Maksimal 200 mg  kali sehari. Tidak direkomendasikan untuk anak dibawah 12 tahun.
*     Glitazon (Thiazolidindon)
Obat ini meningkatkan sensitifitas insulin dengan berikatan pada reseptor PPAR-? yang selanjutnya meningkatkan transkripsi gen yang memperantarai kerja insulin.
Pada penderita diabetes mellitus selain kadar gula darah yang tinggi, juga perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya hipoglikemia. Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara abnormal rendah. Dalam keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dL. Sementara pada penderita diabetes, kadar gula darahnya tersebut berada pada tingkat terlalu tinggi; dan pada penderita hipoglikemia, kadar gula darahnya berada pada tingkat terlalu rendah. Kadar gula darah yang rendah menyebabkan berbagai sistem organ tubuh mengalami kelainan fungsi. Otak merupakan organ yang sangat peka terhadap kadar gula darah yang rendah karena glukosa merupakan sumber energi otak yang utama. Otak memberikan respon terhadap kadar gula darah yang rendah dan melalui sistem saraf, merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin (adrenalin). Hal in akan merangsang hormon untuk melepaskan gula agar kadarnya dalam darah tetap terjaga. Jika kadar gula turun, maka akan terjadi gangguan fungsi otak.
gejala-gejala hipoglikemia, antara lain:
  • Berdebar-debar
  • Banyak keringat
  • Gemetar
  • Lemas
  • Rasa lapar
  • Pusing
  • Gelisah
  • Kesadaran menurun
  • Koma
Jika penderita diabetes mellitus mengalami gejala-gejala seperti diatas maka harus segera mendapatkan penanganan yang memadai. Sebagai langkah awal, apabila penderita masih sadar (kesadaran pasien cukup baik), dapat diberikan makanan/minuman yang mengandung karbohidrat/manis (misalnya larutan gula atau kue). Bila pasien tidak sadar, diberikan infuse dekstrosa 50%. Yang penting inti penangan hipoglikemia adalah cepat dan tepat. Supaya kadar glukosa darah segera naik.